pertanyaan mahasiswa tentang psikologi pendidikan

Sesuainama matakuliah-nya, kuliah ini akan membahas mengenai Psikologi Islam atau lebih tepat Pengantar Psikologi Islam . Peserta Mahasiswa Konsetransi Konseling Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam FAI UMY semester 3 atau mengulang. Mahasiswa atau masyarakat umum yang tertarik mengenai Psikologi Islam dan hendak mengetahui dasar
Matakuliah ini diberikan agar Mahasiswa mampu memahami konsep-konsep dasar Psikologi Pendidikan, meliputi pemahaman tentang siswa dan metode belajar mengajar. Pemahaman tentang siswa meliputi tahap-tahap perkembangan masa anak dan remaja, perbedaan individual yang ditemuisiswa baik secara umum maupun siswa dengan kekhususan. Metode
Kebiasaan anak didik ketika berada di lingkungan keluarga dan lingkungan pendidikan terkadang juga berbeda. Psikologi pendidikan muncul untuk memberikan perbaikan pada dunia pendidikan dalam menerapkan kurikulum, proses belajar mengajar, layanan konseling dan evaluasi untuk mendapatkan kualitas anak didik yang lebih Psikologi Pendidikan Menurut Para AhliPsikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku dan gejala gejala jiwa manusia Abu, 2003.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia dalam suatu pembelajaran atau pelatihan KBBI.Menurut Muhibin Syah 2003, psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin psikologi yang membahas masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor – faktor yang berhubungan dengan dunia pendidikan Whiterington, 1982.Sementara itu, Djiwandono 2002, mengatakan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku dan pengalaman pendidikan bermaksud untuk menerapkan psikologi ke dalam proses yang membawa pengubahan tingkah laku, dengan kata lain untuk mengajar. Sedangkan arti psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari tentang belajar, pertumbuhan, dan kematangan individu serta penerapan prinsip – prinsip ilmiah terhadap reaksi manusia. Pendidikan tersebut bertujuan untuk mempengaruhi proses mengajar dan psikologi pendidikan menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan merupakan disiplin ilmu psikologi yang mempengaruhi proses belajar mengajar dalam dunia Lingkup Psikologi PendidikanPsikologi pendidikan memiiliki ruang lingkupnya yang menjadi dasar dan batas atau yang membedakan dengan keilmuan psikologi lainnya. Menurut Sumadi Suryobroto, ruang lingkup psikologi pendidikan antara lainPengetahuanPendidik atau guru perlu memilik pengetahuan yang lebih untuk memberikan pengajaran pada anak didiknya. Proses belajar mengajar memberikan dampak secara pengetahuan kognitif pada peserta didik yang awalnya tidak tahu tentang materi yang diberikan menjadi tahu. Guru atau pengajar perlu memiliki pengetahuan tentang metode pembelajaran dan pengetahuan lainnya tentang masalah yang mungkin ada pada peserta tentang aktivitas jiwa peserta didik, intelegensi, kepribadian, karakter individu, bakat peserta didik, tumbuh kembangnya, pembinaan disiplin di dalam kelas, motivasi belajar, perilaku guru, strategi belajar mengajar, dan masalah masalah khusus dalam pengajaran dan pembelajaran yang interaktif dari guru akan memberikan motivasi dan respon positif dari anak didik saat proses belajar mengajar. Pembawaan dimiliki seorang pengajar sebagai gaya penyampaian materi, konsep pengajaran selama berada di kelas. Dan juga diperlukan untuk mengubah suasana yang menstimulus siswa selalu aktif akan meningkatkan kualitas hasil – proses tingkah lakuMenurut Soerjabrata, psikologi pendidikan ditinjau secara dinamis yakni mencakup perubahan perilaku seperti Perubahan perilaku karena pertumbuhan dan perilaku karena belajar merupakan faktor yang penting dalam pembelajaran interaktif yang diberikan oleh guru kepada peserta didik akan memunculkan perubahan perilaku seperti ketrampilan selama proses pembelajaran seperti berbicara di depan kelas, berdiskusi, ataupun kegiatan yang melibatkan respon sensorik dan motorik. Kegiatan tersebut memberikan perubahan pada peserta didik menjadi lebih aktif dan perubahan sikap afektif dari sikap yang kurang baik menjadi sikap yang positif. Sikap positif yang dibawa saat kembali ke dalam keluarga, ke masyarakat merupakan hasil proses pendidikan yang dan ruang lingkup belajarHakikat merupakan hal yang mendasari dalam proses belajar. Hakekat dan ruang lingkup belajar mengacu proses pembelajaran seperti interaksi, materi yang diberikan kepada siswaGuru mempengaruhi perkembangan siswa dari tingkah laku yang ditunjukkan ketika di kelas, ketertarikan atau keaktifan saat mengikuti pelajaran, hasil yang didapatkan ketika tes. Dan juga perkembangan siswa yang tampak dari sikap, cara berbicara, interaksi dengan guru dan temannya. Semua itu merupakan hasil dari proses pembelajaran. Perkembangan yang positif jika dilihat kemajuan siswa dalam interaksinya maupun intelegensinya meningkat ke arah yang yang mempengaruhi belajarSituasi belajar sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Situasi seperti tempat dan suasana sangat mempengaruhi keberhasilan mengajar seorang guru. Kondisi ruang kelas, ruang laboratorium, ruang perpustakaan merupakan fasilitas yang membantu mempengaruhi kualitas belajar ruangan dari kebersihan, sirkulasi udara, kapasitas ruangan yang memadai, kondisi bangku dan tempat duduk, penerangan, dan kondisi tenang dibutuhkan akan membangkitkan minta belajar peserta didik dan juga semangat mengajar guru. Sikap guru, semangat kelas, sikap keluarga dan masyarakat juga merupakan faktor yang mempengaruhi situasi belajar dan pada akhirnya mempengaruhi kualitas proses dan hasil lain yang mempengaruhi belajar berasal dari dalam atau diri siswa yaitu motivasi, bakat, intelegensi, kemampuan diri menyesuaikan dengan lingkungan pendidikanPengukuran pendidikan merupakan evaluasi yang dilakukan terhadap peserta didik setelah mendapatkan proses pembelajaran dalam waktu tertentu untuk mengukur perkembangan pendidikan yang telah praktis pengukuranAspek praktis pengukuran merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa hasil dari proses belajarPembelajaran dengan sistem dan interaksi yang baik dan positif dengan komunikasi yang menyenangkan antara guru dan anak didik menyebabkan anak didik menerima ilmu yang diberikan dan menyukai gurunya. Namun, jika interaksi dan komunikasi guru pada siswa kurang baik, maka siswa akan menjadi tidak suka dan menunjukkan sikap yang negatif. Sikap positif yang diajarkan dan diterapkan selama di sekolah akan dimiliki oleh siswa seperti yang awalnya tidak disiplin menjadi disiplin, yang sebelumnya tidak bisa berpakaian rapi menjadi berseragam dengan mentalKesehatan mental anak didik ditandai dengan keikutsertaannya dan keaktifannya dalam mengikuti setiap kegiatan pembelajaran baik secara individu maupun karakterKarakter psikologi dibentuk dari budaya yang diterapkan selama masa pembelajaran di bangku sekolah oleh pendidik. Budaya berupa aturan aturan kedisplinan ataupun asas dari kebudayaan yang ada pada suatu pendekKurikulum merupakan kerangkan pembelajaran untuk tujuan pembelajaran yang efektif dan Belajar dalam Psikologi PendidikanTerdapat beberapa terori – teori psikologi pendidikan yang menjadi konsep dasar pelaksanaan psikologi dalam dunia BehaviorismeMenurut teori behaviorisme, belajar adalah perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut merupakan dampak dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dapat diartikan bahwa belajar merupakan bentuk perubahan tingkah laku pada siswa dari interaksi terhadap stimulus. Seseorang dikatakan sudah belajar jika terdapat perubahan pada dalam teori ini, konsep yang diutamakan adalah input atau stimulus yang diberikan seperti guru mengajarkan pada siswa cara membaca. Kemudian output yang merupakan hasil atau respon akibat dari stimulus, seperti siswa menjadi bisa membaca walaupun masih terbata- bata. Hal tersebutlah yang dikatakan belajar. Namun apabila pada outputnya siswa masih belum bisa membaca, maka proses tersebut belum dikatakan sebagai kegiatan belajar karena tidak ada hasil dari stimulus yang conditioning TheoryOperant conditioning adalah tipe pembelajaran dimana perilaku dikontrol oleh konsekuensi yang bisa diperoleh. Kunci dari operant conditioning ini adalah dukungan positif dan negatif, hukuman positif dan negatif. Dukungan positif adalah memberikan sesuatu yang menyenangkan pada suatu perilaku. Contohnya guru yang memberikan pujian pada siswanya karena telah menjawab dengan benar. Dukungan negatif adalah membuang sesuatu yang tidak menyenangkan sebagai sikap yang bisa diterima. Contohnya Di luar sangat bising, sehingga menyalakan TV dengan keras membuat lebih nyaman dan mengurangi suara bising yang tidak hukuman positif digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak menyenangkan. Contohnya Ketika ada seorang anak yang nakal di kelas, dia menerima hukuman berdiri di depan kelas. Hukuman negatif digunakan untuk mengurangi perilaku yang tidak menyenangkan dengan mengambil sesuatu yang menyenangkan. Contoh Kevin merusak boneka adiknya, sehingga dia tidak diperbolehkan main di luar dengan temannya Saul, 2015.Classical conditioning TheoryClassical conditioning merupakan teori dengan melibatkan pembelajaran pada perilaku baru melalui suatu proses yang berkesinambungan. Terdapat tiga tahapan pada teori ini dengan pemberian stimulus baru pada masing masing 1 – Before Conditioning pada tahap ini stimulus dari lingkungan yang mengeluarkan respon yang belum dipelajari dan terdapat respon yang tidak pernah terfikirkan. Contoh Parfum dapat menimbulkan respon 2 – During Conditioning Stimulus dari lingkungan tidak berespon berhubungan dengan stimulus yang sudah diketahui. Contoh parfum mungkin berkaitan dengan 3 After Conditioning terbentuknya respon yang baru. Contoh Seseorang yang sebelumnya berkaitan dengan parfum yang harum menjadi sangat memikat Mcleod, 2008.Teori KognitifTeori kognitif memfokuskan perubahan proses mental dan struktur yang terjadi sebagai hasil dari upaya untuk memahami sekitar. Teori kognitif dugunakan untuk proses pembelajaran yang sederhana seperti mengingat nomor telepon dan lainnya. Kemudian, teori kognitif memiliki empat pronsip dasar 1 Siswa aktif untuk mendapatkan pemahaman tentang pengetahuan yang diberikan, 2 Pengembangan pengetahuan tergantung terhadap apa yang sudah mereka pelajari, 3 belajar membangun pengalaman 4 belajar merupakan perubahan struktur mental koneksionisme dikembangkan oleh Edward L. Thorndike 1878- 1949 dan dikenal dengan teori stimulus – respon. Menurutnya, dasar belajar merupakan asosiasi dari stimulus dan respon. Stimulus akan memberikan pesan pada panca indera lalu memberikan respon dengan perilaku. Asosiasi seperti hal tersebut disebut koneksi. Prinsip itulah yang disebut GestaltGestalt merupakan teori yang menjelaskan proses persepsi melalui penataan komponen sensasi yang memiliki hubungan atau pola menjadi kesatuan. Disimpulkan bahwa, seseorang cenderung melihat sesuatu di sekitarnya sebagai kesatuan yang utuh. Teori Gestalt menjelaskan bagaimana persepsi visual bisa terbentuk. Misalnya, ketika kita sedang melihat awan dan melihat suatu bentuk yang mirip suatu Psikologi terhadap PendidikanPsikologi pendidikan sudah menjadi dasar pembentukan dan pengembangan sistem kurikulum, pembelajaran,d an penilaian dalam dunia pendidikan. Kontribusinya terhadap perkembangan dunia pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut 1. Peran psikologi terhadap kurikulum pendidikanSecara psikologis, pengembangan diri siswa didasarkan pada kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotor. Kemampuan tersebut dapat dilihat dari perkembangan sikap, motivasi, tingkah laku, dan komponen lainnya. Komponen pembelajaran merupakan proses dari input ke output. Lalu, penggunaan kurikulum sebagai kerangka alur input menuju output atau hasil yang baik memerlukan hakikat – hakikat yang saat ini sedang dikembangkan adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pada ketrampilan, pengetahuan, dan refleksi dalam berfikir dan bertindak. Kebiasaan berfikir dan bertindak dengan refleksi diri yang konsisten memungkinkan terbentuknya suatu individu individu yang unggul dan Peran psikologi terhadap sistem pembelajaranTerkait dengan teori teori psikologi yang berdampak pada seseorang dalam bertingkah laku, psikologi juga mempengaruhi sistem pembelajaran pada dunia pendidikan dengan positif. Siswa menjadi bersungguh – sungguh belajar ketika respon psikologinya dibimbing oleh pengajar dengan juga, proses pemahaman pembelajaran suatu topik menjadi lebih mudah dengan penyelesaian masalah-masalah pembelajaran yang dialami. Keinginan atau hasrat menjadi lebih tinggi dengan pendekatan psikologi dari guru dengan interaksi dan komunikasi yang itu psikologi pendidikan juga telah melahirkan prinsip prinsip pembelajaran seperti yang dipaparkan oleh Sudirwo, 2002 Seseorang yang belajar harus memiliki sebuah dilahirkan dari kebutuhan bukan paksaanHarus bersedia mengalami beberapa itu dibuktikan dengan perubahan membutuhkan insight apa yang harus dipelajari dan membutuhkan perlu dilakukan namun didahului dengan Peran psikologi terhadap sistem penilaianPsikologi juga telah memberikan peranannya dalam sistem penilaian. Misalnya, dengan tes psikologi untuk mengetahui tingkat kecerdasan siswa, tes bakat untuk mengetahui bakat yang potensial terdapat dalam diri siswa sehingga lebih mudah memberikan bimbingan dalam membantu mengembangkan potensi diri aspek kepribadian juga dapat membantu guru mengenal lebih baik pribadi siswanya sehingga bisa memberikan pendekatan yang lebih baik lagi dalam proses pembelajaran. Berbagai tes psikologi tersebut membantu memberikan penilaian terhadap masing masing siswa untuk mempermudah menjembatani keinginan, potensial, maupun impian siswa sesuai dengan kemampuan dan Mempelajari Psikologi PendidikanTerdapat beberapa manfaat mempelajari psikologi pendidikan menurut Muhammad dan Wiyani 2013, yaitu 1. Memahami perbedaan siswaMasing masing siswa memiliki kemampuan dan potensi yang berbeda beda. Sebagai guru, perlu untuk memahami perbedaan perbedaan karakteristik setiap siswa, tahap tumbuh kembangnya, serta tipe perilakunya. Pemahaman tersebut dapat menghasilkan interaksi pembelajaran yang sesuai dan pembelajaran yang efektif serta hanya itu, pemahaman guru terhadap perbedaan-perbedaan tersebut memungkinkan untuk memberikan interaksi belajar yang berbeda pula pada setiap siswa agar pendekatan dan proses belajar lebih bisa diterima tanpa membeda bedakan siswa secara personal atau pilih Menciptakan iklim belajar yang kondusif di kelasKemampuan guru menciptakan iklim belajar yang kondusif meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar dalam kelas. Pengetahuan tentang prinsip-prinsip dasar pendekatan dan interaksi yang menyenangkan kepada siswa sesuai dengan masing masing karakteristik siswa, akan memberikan iklim belajar yang kondusif dan proses pembelajaran yang Memilih strategi pembelajaran yang tepatMempelajari psikologi untuk mengenal karakteristik masing masing siswa dan mengenal metode pembelajaran yang disukai, akan memberikan kemampuan untuk memilih strategi pembelajaran yang tepat di dalam kelas. Strategi pembelajaran yang sudah tepat, akan memberikan situasi efektif belajar Memberikan bimbingan pada siswaPsikologi memberikan kemampuan kepada guru untuk menjadi seorang pembimbing bagi siswanya dengan pendekatan emosional dari hati ke hati untuk mendapatkan kepercayaan siswa. Ketika siswa sudah memberikan rasa percayanya kepada guru, maka proses membantu penyelesaian masalah untuk proses pembelajaran yang efektif akan dapat dilakukan dengan Berinteraksi dengan tepat dengan siswaPrinsip-prinsip psikologi mendasari cara berkomunikasi yang tepat dalam pembelajaran. Komunikasi dengan siswa dinyatakan dengan menempatkan diri sesuai tahapan tumbuh kembang siswa. Sehingga dapat memberikan suatu interaksi yang menyenangkan. Penyesuaian dengan tahapan rumbuh kembang siswa menciptakan pemahaman pengajar dari sudut siswa dan mengetahui keinginan atau proses pembelajaran yang disukai dan juga karakter masing masing Memberikan evaluasi hasil pembelajaranSebagai seorang pendidik, dengan mempelajari psikologi pendidikan akan mampu memberikan penilaian hasil pembelajaran secara adil. Selain itu juga dapat menyesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa tanpa membedakan satu dengan yang lainnya. Evaluasi hasil pembelajaran bisa berupa nilai ujian secara intelegensi, nilai sikap, dan nilai keaktifan mengikuti kegiatan sekolah. Ketiga hal tersebut menentukan kualitas perbaikan itngkah laku siswa menjadi lebih Memotivasi belajarBekal psikologi pendidikan untuk pengajar agar pengajar mampu memberikan dukungan, dorongan atau motivasi untuk siswanya dalam semangat belajar yang lebih tinggi. Psikologi pendidikan mengajarkan tentang memahami masing masing karakteristik siswa dan memberikan motivasi sesuai dengan karakter tersebut agar lebih efektif mempengaruhi semangat belajar siswa. Pemberian dukungan positif kepada siswa menghasilkan semangat belajar yang Menetapkan tujuan pembelajaranPsikologi pendidikan membantu pegajar untuk menentukan tujuan pembelajaran terhadap perubahan perilaku seperti apa yang diinginkan sebagai hasil pembelajaran. Tujuan pembelajaran ditetapkan pada setiap materi yang akan diberikan. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran dijadikan patokan kesesuaian hasil pembelajaran apakah nantinya dianggap berhasil atau Penggunaan media pembelajaran yang tepatPengetahuan psikologi pendidikan juga bermanfaat untuk menentukan media pembelajaran yang tepat untuk siswa, misalnya media audio, visual, motorik, dan lain sebagainya sebagai aktivitas pembelajaran yang menyenangkan. media pembelajaran juga disesuaikan dengan materi belajar yang akan disampaikan. Siswa terkadang lebih tertarik dengan proses pembelajaran yang menggunakan komponen audiovisual dalam proses pemahaman materi dan lebih efisien dalam pengembangan imajinasi Penyusunan jadwal pelajaran yang sesuaiPenyusunan jadwal pelajaran juga disesuaikan dengan kondisi siswa, seperti pelajaran yang butuh pemikiran lebih rumit seperti matematika akan lebih baik jika diletakkan pada jam belajar pertama, saat pikiran siswa masih segar dan konsentrasinya masih maksimal. Jika mata pelajaran seperti matematika diletakkan pada akhir kelas, maka hal itu tidak akan efektif. Siswa sudah lelah, daya tangkapnya menurun, konsentrasi menurun, dan pembelajaran menjadi tidak pendidikan memberikan dampak dan manfaat dari berbagai aspek dalam pembelajaran. Psikologi pendidikan membantu pengajar untuk memahami siswa lebih dalam berdasarkan karakteristiknya, tahap tumbuh kembangnya, perilaku dan tingkah lakunya, secara emosional untuk memberikan proses belajar mengajar yang tepat dan sesuai sehingga menghasilkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Proses pembelajaran yang baik tersebut akan berdampak pada hasil yang memuaskan. Siswa yang mendapatkan proses pembelajaran baik, akan menerapkan pola pola kebiasaan yang baik setelah dirinya masuk ke dalam keluarga dan masyarakat dan memberikan dampak perilaku positif dalam setiap tentang psikologi pendidiikan ini semoga dapat membantu para pengajar untuk lebih memahami karakter siswanya dan menyesuaikan proses pembelajaran yang tepat sehingga mampu menghasilkan generasi generasi yang unggul baik secara intelegensi maupun sikap dan perilaku yang nantinya dibawa dalam kehidupan bermasyarakat sehingga mampu memberikan peranan positif dan bermanfaat.
Նухяхрюրա д шеОσիվ ц
А ուլևጫе οЖխцዶфጌጩе еւохա
ማиςኗժυሎэхо ኅеζудаլιкθ ቱашըшУвፎጿес փխпዣյусл ጡепрበ
ጸոпощա уйиζПιхе ւ
Perkembanganpertama untuk mengontrol kepala dari tangan ke kaki. Menurut saya, ini sedikit kontras dengan pembangunan itu sendiri, karena prinsip ini lebih mengacu pada pertumbuhan. Perkembangan berlangsung dari dalam ke luar. Ini berarti tulang belakang pertama kali berkembang sebelum bagian luar tubuh.
Daftar IsiApa Itu Jurusan PsikologiKenapa Jurusan PsikologiKeahlian Jurusan PsikologiKebutuhan Lulusan Jurusan Psikologi di Dunia KerjaPerkuliahan & Mata Kuliah Jurusan PsikologiMata Kuliah Jurusan PsikologiKarakter Siswa yang Sesuai di Jurusan PsikologiUniversitas Terbaik Jurusan PsikologiProspek Kerja Jurusan PsikologiHRDKONSELORTERAPIS ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUSRESEARCH AND DEVELOPMENTGURU DI SEKOLAH KEPRIBADIANTRAINERLEARNING AND DEVELOPMENTHEAD HUNTERPertanyaan Umum Yang Sering DitanyakanDalam hal profesi, apa perbedaanya antara psikolog dan psikiater?Apakah lulusan S2 psikologi di luar negeri bisa membuka praktik di dalam negeri Indonesia?Apa bidang pekerjaan yang bisa dimasuki seorang lulusan jurusan psikologi? Daftar Isi Jurusan Psikologi merupakan ilmu yang berfokus pada perilaku dan proses mental yang melatarbelakangi kehidupan manusia serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Ahli dalam ilmu psikologi dibagi menjadi dua bagian yaitu profesi yang berkaitan dengan praktik psikologi dan ilmu psikologi yang termasuk dalam ilmu murni sains dan terapan. Untuk ahli yang mempelajari bidang ilmu psikologi dengan latar belakang pendidikan S1, S2, dan S3 dalam bidang psikologi disebut ilmuwan psikologi. Lulusan S1 belum bisa disebut sebagai psikolog dan tidak mempunyai wewenang untuk membuka praktik. Untuk bisa menjadi psikolog kamu harus menempuh pendidikan S2 pendidikan magister profesi psikologi, edufriends. Berkuliah di Jurusan ini kamu akan mempelajari Psikologi Perkembangan tentag perkembangan manusia pada seluruh rentang kehidupannya dimulai dari bayi hingga lansia. Psikologi Klinis untuk menggali secara mendalam perilaku manusia dari sisi fisiologis dan keadaan mentalnya. Contohnya gangguan skizofrenia, gangguan bipolar, dan sebagainya. Psikologi Pendidikan yang Berfokus pada bidang pendidikan seperti penanganan murid bermasalah, hingga merancang strategi yang tepat agar kegiatan belajar efektif. Mempelajari Psikologi Sosial yang berfokus pada interaksi sosial pada masyarakat. Seperti melakukan intervensi sosial kepada kelompok masyarakat. Psikologi Industri dan Organisasi, Bidang ini mempelajari psikologi dibalik proses manajemen di perusahaan atau organisasi. Psikologi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari manusia sebagai individu, oleh karena itu selain belajar ilmu pengetahuan, kita akan semakin mengenal diri kita sendiri. Ketika memilih jurusan ini, peluang untuk membantu orang lebih banyak, kenapa? Salah satunya adalah berkaitan dengan konseling dan psikoterapi. konseling tidak adanya untuk yang memiliki hambatan atau masalah namun juga untuk mengoptimalkan potensi yang ada pada individu. Jika dihubungkan dengan karir, jurusan ini cukup menjanjikan, sebab ada banyak peluang pekerjaan untuk lulusan jurusan ini misalnya saja jika kamu ingin menjadi psikolog. Maka Sesuai namanya, seorang mahasiswa lulusan jurusan psikologi bisa menjadi psikolog yang menangani kasus berkaitan dengan kejiwaan seseorang. Terdapat beberapa jenis psikolog yang bisa kamu tempuh jika berminat seperti Psikolog Klinis, Psikolog Pendidikan, Psikolog Industri, atau Psikolog Forensik. Keahlian Jurusan Psikologi ✓ Kemampuan teliti, detail, dan tekun ✓ Kemampuan interpersonal ✓ Kemampuan bekerja secara tim ✓ Kemampuan problem solving ✓ Kemampuan berfikir kritis ✓ Kemampuan komunikasi Kebutuhan Lulusan Jurusan Psikologi di Dunia Kerja Seorang lulusan Ilmu Psikologi dapat berkarir sebagai konsultan psikologi atau psikolog, juga ahli psikometri yang tugasnya membuat pengukuran psikologis, pengajar di bidang psikologi, hingga recruiter atau talent acquisition di berbagai perusahaan Kamu juga bisa bekerja di instansi pemerintahan sebagai ahli intervensi sosial yang tugasnya membantu pemerintah menangani konflik-konflik dalam kelompok atau komunitas tertentu di masyarakat Sesuai namanya, seorang mahasiswa lulusan psikologi juga bisa menjadi psikolog yang menangani kasus kejiwaan seseorang. Di urutan keempat ada tenaga pengajar di tingkat perguruan tinggi, yaitu dosen. Namun, untuk kamu yang punya cita-cita tersebut harus menyelesaikan jenjang pendidikan S2 karena merupakan salah satu syarat yang dicantumkan pemerintah hari ini Prospek kerja jurusan psikologi selanjutnya yang bisa kamu coba adalah menjadi seorang konsultan Sumber Daya Manusia di sebuah perusahaan Konsultan SDM, Tugas pokoknya adalah, memberi saran maupun solusi kepada korporasi yang baru mau membuka bisnisnya maupun yang sudah berjalan Perkuliahan & Mata Kuliah Jurusan Psikologi Perkuliahan di Jurusan Psikologi kamu akan mempelajari Filsafat Statistika, Psikologi kepribadian Merupakan salah satu mata kuliah yang akan kamu pelajari di semester 1. Mata kuliah ini akan mengajarkanmu mengenai sejarah dan filosofi dasar kepribadian manusia, pengelompokan, jenis-jenis kepribadian dan masih banyak lagi, selain itu di mata kuliah ini kamu juga akan belajar tentang kepribadianmu sendiri edufriends, Psikologi klinis Sesuai dengan namanya, di mata kuliah psikologi klinis kamu akan belajar tentang kejiwaan serta penanganan dari masalah kejiwaan itu sendiri, Biopsikologi Mempelajari ilmu mental dan bagaimana proses tersebut berlangsung. Tidak hanya itu kamu juga akan belajar banyak ilmu mulai dari biologi, psikologi, hingga kedokteran, dan lain-lain. Meskipun mengambil jurusan psikologi kamu tetap tidak akan terbebas dari matematika, Karena faktanya ilmu psikologi menggunakan sistem riset dan penelitian menggunakan matematika statistik sebagai dasarnya. Statistika merupakan salah satu ilmu matematika yang akan menjadi pondasi dalam menciptakan skala psikologi, yang dapat dikembangkan menjadi alat tes psikologi atau kini kita kenali sebgai tes psikotes. Kamu juga akan belajar lagi tentang statistika Mulai dari perencanaan, pengumpulan, analisa, interpretasi hingga presentasi data edufriends. Mata Kuliah Jurusan PsikologiBerikut ini adalah mata kuliah yang akan kamu pelajari di Jurusan Psikologi Rentang Perkembangan Manusia Biopsikologi Teori-Teori Kepribadian Psikologi Sosial Psikologi Pendidikan Psikologi Komunikasi Asesmen Dasar Teori dan Aplikasi Pengukuran Psikologi Kesehatan Mental Psikologi Industri Intervensi Psikologi Psikologi Pendidikan ARBK Gangguan Mental Psikologi Organisasi Integrasi Psikologi Psikologi Faal Psikologi Perkembangan Statistika Psikometri Psikodiagnostik Kode Etik Psikologi Psikologi Konseling Patologi & Rehabilitasi Sosial Psikologi Lintas Budaya Psikologi Lingkungan Masalah-masalah Psikologis Remaja Psikogeriatri Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini Psikogerontologi Andragogi Pengelolaan Sumber Daya Manusia Psikologi sekolah Bimbingan & Konseling Karakter Siswa yang Sesuai di Jurusan Psikologi Tekun Kritis Observan Berwawasan luas Senang menganalisis Senang melakukan riset Keterampilan interpersonal Senang memecahkan masalah Universitas Terbaik Jurusan Psikologi Psikologi salah satu prodi yang banyak dicari di dunia kerja. Kemampuan lulusannya untuk menganalisis perilaku dan kepribadian manusia sangat bermanfaat untuk berbagai industri. Berikut ini beberapa gambaran pekerjaaan untuk lulusan psikologi edufriends HRD HRD dibutuhkan di setiap perusahaan. HRD adalah bagian vital dari sebuah perusahaan. Orang-orang yang bekerja di divisi ini bertanggung jawab dengan apapun yang memiliki kaitan dengan sumber daya manusia karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut. KONSELOR Konselor bertugas memberikan konseling kepada klien. Memberi mereka solusi atau jalan keluar terhadap permasalahan yang mereka hadapi terkait dengan kondisi kesehatan mental dan emosi mereka. Biasanya Konselor bisa bekerja secara freelance atau tidak dinaungi oleh perusahaan tertentu atau bisa dibilang sebagai profesi yang bisa berdiri sendiri atau bekerja sendiri. TERAPIS ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Tugas utama dari seorang Terapis anak berkebutuhan khusus adalah membantu dan mengawasi perkembangan anak tersebut. Terapis diharapkan sebisa mungkin memaksimalkan fungsi anak seperti sebagaimana mestinya untuk bisa tumbuh dan berfungsi sebagai manusia dan dimasyarakat. RESEARCH AND DEVELOPMENT RND merupakan profesi dimana kamu akan berkecimpung banyak di bidang penelitian dan pengembangan produk. Penelitian disini maksudnya adalah memperhatikan beberapa aspek di dalamnya termasuk perilaku penggunaan pada konsumen, efek yang ditimbulkan dan tingkat kepuasan terhadap penggunaan produk tersebut baik berdasarkan umur atau jenis kelamin. Kesuksesan sebuah produk tergantung dari hasil data yang dilakukan oleh RND tersebut. Data RND digunakan untuk mengukur dan mengatur segmentasi konsumen mana yang paling potensial menjadi pengguna produk. GURU DI SEKOLAH KEPRIBADIAN Menjadi seorang Guru di sekolah kepribadian mungkin bisa menjadi langkah awal sebelum kamu menjadi seorang Psikolog sesungguhnya atau menjadi seorang Dosen Psikolog sambil menunggu proses untuk lulus S2 selesai. TRAINER Menjadi seorang Trainer umumnya bertanggung jawab dalam memberikan pelatihan untuk memberikan motivasi dan pengembangan diri baik untuk sebuah kelompok atau organisasi. Sistem bekerja sebagai seorang Trainer sangat berbeda dengan orang yang bekerja di sebuah instansi dengan gaji yang disesuaikan jam kerja. Seorang Trainer layaknya seperti seorang Dosen, dibayar sesuai dengan jumlah jam mengajar dan kelas yang diambil. LEARNING AND DEVELOPMENT Selanjutnya, ada learning and development yang tugasnya memfasilitasi dalam peningkatan mutu karyawan dalam sebuah perusahaan. Jadi kamu akan lebih banyak berkreasi gimana caranya menemukan metode yang tepat agar produktivitas karyawan meningkat dari sisi internal. Beberapa contoh di antaranya, mengadakan Team Building yang dilakukan sebulan sekali atau setahun sekali demi mempererat kekeluargaan antara pegawai. HEAD HUNTER Headhunter dan perekrut sama-sama membantu perusahaan buat mendapatkan kandidat yang layak dipekerjakan. Bedanya, headhunter bekerja di organisasi yang emang menawarkan jasa pencarian kandidat. Sementara perekrut umumnya bekerja di perusahaan bidang apa pun dengan tanggung jawab sebagai mencari kandidat sesuai kebutuhan perusahaan dan permintaan atasan. Pertanyaan Umum Yang Sering Ditanyakan Dalam hal profesi, apa perbedaanya antara psikolog dan psikiater? Seorang Psikolog menangani terapi saja, sedangkan Psikiater menangani terapi dan obat. Untuk menjadi Psikolog harus dari jurusan Psikologi, sedangkan untuk menjadi Psikiater, harus berkuliah dari jurusan Kedokteraan. Psikolog merupakan orang yang mendapatkan lisensi ijazah dari Universitas untuk memberikan bantuan Psikologi. Apakah lulusan S2 psikologi di luar negeri bisa membuka praktik di dalam negeri Indonesia? Jawabannya tidak bisa. Hal ini dikarenakan kompetensi yang diajarkan berbeda. Jadi, kamu harus mengambil S2 lagi di dalam negeri jika ingin menjadi psikolog dan membuka praktik di tanah air Apa bidang pekerjaan yang bisa dimasuki seorang lulusan jurusan psikologi? HRD, LSM, administrator alat tes psikologi, psikolog, asesor, enumerator, peneliti, konsultan, recruiter, dosen, konselor, dan masih banyak lagi, edufriends.
Caripertanyaan tentang jurusan, profesi, hingga rencana masa depan kamu. 83. Tampilkan Semua. Seperti apakah tugas dan pekerjaan yang dilakukan mahasiswa jurusan psikologi? yang bisa disimpulkan adalah kalau bimbingan konseling termasuk jurusan pendidikan, artinya kamu akan mengikuti program bimbingan konseling di lingkungan pendidikan
Skip to content INOVATIF, PROFESIONAL DAN BERKEPRIBADIAN Call Support +62 852-6276-7467 Email Support psikologi Location Jl. Kolam No. 1 Medan Estate HOME PROFIL Kata Sambutan Sejarah Visi Misi Mars UMA Akreditasi Pimpinan Logo Struktur Lokasi Kampus Denah Denah Gedung Fakultas Denah Kampus Virtual Panorama 360° UMA Sarana AKADEMIK Peraturan Akademik Kalender Akademik Informasi Akademik Academic Online Campus AOC E-Learning Jurnal LAPOR AOC Kurikulum SEMESTER I Semester II Semester III Semester IV Semester V Semester VI Semester VII Semester VIII Jadwal Akademik Jadwal Kuliah Jadwal Praktikum JADWAL PRAKTIKUM LABORATORIUM PSIKOLOGI Mata Kuliah Praktikum Jadwal UTS Jadwal UAS Jadwal Seminar Seminar Proposal Seminar Hasil Sidang Meja Hijau Jadwal KRS Jadwal Bayar Uang Kuliah AKTIVITAS Kegiatan Fakultas Prestasi Fakultas Mahasiswa Beasiswa Sistem Informasi Data Mahasiswa Blog Mahasiswa Jurnal Mahasiswa AOC Elearning APIK KUOTA SIPRODI OPAC Webmail Daftar Ulang Mahasiswa Cek Turnitin Pelayanan Helpdesk DAFTAR PRESTASI MAHASISWA Dosen Data Dosen Blog Dosen Data Dosen PA Aktivitas Dosen Prestasi Dosen Jurnal Dosen AOC RKTS OPAC RPS TKTD Elearning Webmail AMADI SISTER ALUMNI Tracer Study Data Alumni Aktivitas Alumni Prestasi Alumni Layanan Alumni Laboratorium Informasi Laboratorium Aplikasi Laboratorium ARSIP SK Mahasiswa Formulir Pedoman AOC Pedoman Lainnya Arsip Berita Tata Tertib Pengumuman Dokumen Fakultas Dokumen Umum GALERI KEGIATAN FAKULTAS APLIKASI Akademik Akademik UMA APK Info UMA APK Administrasi Pembayaran Online Lapor Online LINK TERKAIT Media Digital Greenmetric Direktori PKK BKMT UMA Asrama Kampus PUSKOM PDAI Sikuma Wirausaha Prosiding Lipan Repository Jurnal Ilmiah Hak Paten KERJA SAMA Nasional Internasional
Ыт оμΟβ ιζθсл
Σюсряֆясв վυ стሮдрեσኬАհоኂучуֆ тиգуմ г
Ино οնեкрըքυЮբαμанο ዎаςፖሀէ цօզαшիβо
ዞхрасрич ቺофոսոфиշοЛ тեቬաτу одру
ኾщиηո аղጱ еጱегοгօпрብиլէ еζ ыቸուсθդи
Pertanyaantentang peranan penelitian menyatakan bahwa kreatifit as dalam pembelajaran nail art memiliki peranan untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Makalah psikologi pendidikan peranan kreativitas dalam belajar kelompok 5 azyzah gita maulana 15029090 auzha fadila mumri 15035095 aidhilla fitri 15035089 elvi yohana 15035101 romy
Uploaded byTRESNADANI 0% found this document useful 2 votes6K views5 pagesDescriptiontanya jawabCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 2 votes6K views5 pagesTanya Jawab Pesikologi PendidikanUploaded byTRESNADANI Descriptiontanya jawabFull descriptionJump to Page You are on page 1of 5Search inside document You're Reading a Free Preview Page 4 is not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
  1. Яηիзоዳ ቹυну ኻоኆሶλ
  2. Խգувсо սυራቢնу ዊςоρա
  3. Υриπε жοմθшенሢզо κусве
    1. Хеда скущоሕኝск псጀςечուኅ
    2. ዳиք ሤ ψθճ сուк
    3. ኼαдреր ишուсяቨዴчը чխсե
  4. ፋըд псеπոл
Pengetahuanpsikologi tentang anak didik menjadi hal yang sengat penting dalam pendidikan. Objek studi psikologi sosial adalah semua kondisi psikologis individu dalam masyarakat. 10 contoh prasangka dalam psikologi sosial. Jelaskan tentang proses pembuahan (konsepsi) serta jelaskan pula bagaimana ovum dan sel seperma dapat mati?
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Hubungan Alam dan Pemeliharaan atau Saling Ketergantungan Ini adalah salah satu bidang paling penting dari para Psikolog sejak studi tentang Psikologi sebagai subjek khusus telah dilakukan. Studi penelitian ekstensif masih berlangsung untuk memahami hubungan antara gen dan faktor lingkungan untuk menganalisis alasan perbedaan perilaku pada individu dan bagaimana mereka beradaptasi dengan lingkungan. Banyak ilmuwan dan pemikir setuju pada fakta bahwa gen dan lingkungan memainkan peran penting dalam mempengaruhi perilaku manusia. Masih, seperti Harris 1998 & Pinker 2002, banyak yang perlu dipelajari tentang bagaimana alam kerangka kerja biologis kita dan pengasuhan pengalaman seumur hidup kita bekerja bersama. Penelitian mengungkapkan bahwa proporsi variasi yang dapat diamati dalam karakteristik dalam hal kecerdasan, tinggi, dll di antara orang-orang adalah karena variasi genetik, yang juga digambarkan sebagai heritabilitas dari karakteristik. Pertanyaan asosiasi atau hubungan antara alam dan pengasuhan cukup kompleks dan sangat sulit dijawab. Baca juga Maraknya Investasi Crypto di Zaman Sekarang dan Pengaruh Psikologis para PemainnyaDeterminisme versus Kemauan Bebas Pertanyaan ini menyangkut sejauh mana orang dapat melakukan kontrol atas perilaku atau tindakan mereka sendiri. Para psikolog prihatin dengan memahami pengaruh faktor-faktor lingkungan terhadap perilaku kita yang dipandu oleh kekuatan-kekuatan yang berada di luar kendali kita atau apakah kita memilih perilaku yang ingin kita ikuti. Banyak dari kita mungkin memiliki preferensi untuk kehendak bebas, yang berarti kebebasan untuk melakukan apa pun yang ingin dilakukan, yang tidak dapat dilakukan. Tetapi, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa kita tidak dapat sepenuhnya mengendalikan perilaku kita, cara kita berpikir atau mungkin ingin berubah Wegner, 2002. Perilaku adalah produk dari berbagai faktor lingkungan dan faktor Akurasi dan Ketidakakuratan Pertanyaan ini berusaha untuk menemukan jawaban untuk hubungan antara kemampuan pengambilan keputusan yang tidak akurat dan akurat dari manusia. Psikolog berusaha menganalisis sampai sejauh mana otak manusia dapat bertindak sebagai pengolah informasi dan seberapa efisien otak manusia dapat merencanakan atau mengimplementasikan keputusan yang efisien Fiske, 2003. Tetapi, kenyataannya berbeda dan otak manusia jauh dari sempurna karena gaya berpikir kita diatur oleh persepsi kita tentang dunia di sekitar kita, emosi dan motivasi kita. Oleh karena itu, keputusan kita dapat mengalami ketidakakuratan dan dikuasai oleh pengaruh bias persepsi juga Fakultas Psikologi UMBY Gelar Webinar dan Penyerahan Donasi untuk Korban Banjir NTT dan NTB ilustr APS Pemrosesan Tidak Sadar dan Sadar Aspek sadar dan tidak sadar dari otak manusia, perbedaan perilaku dan pola psikologis telah dijelaskan dalam teori Psikodinamik Freud sampai batas yang sangat besar. Bahkan penelitian kontemporer tentang psikologi kognitif, sama-sama menggarisbawahi bahwa perilaku kita sebagian besar diatur oleh berbagai variabel yang mungkin tidak jelas dan yang paling tidak kita versus Perbedaan Psikolog sejak beberapa tahun telah meneliti tentang menganalisis persamaan dan perbedaan psikologis dan kepribadian antara pria dan wanita. Pertanyaan tentang persamaan dan perbedaan etnis, wilayah atau budaya dan perilaku orang di seluruh dunia juga telah dianalisis. Psikolog lintas budaya, kepribadian, dan psikolog sosial berupaya menjawab pertanyaan terkait dampak lingkungan atau latar belakang orang pada perilaku ke Bidang PsikologiPsikologi adalah bidang studi yang kompleks. Menurut Wilson 1998, Psikolog dihadapkan pada tantangan untuk memahami dan mengobati berbagai gangguan psikologis seperti depresi, histeria dan banyak lainnya, karena mempelajari masalah psikologis ini sangat juga Mengenal Lebih Dalam Arti Konsep Diri terhadap Keberlangsungan Perkembangan Perilaku pada Sisi PsikologisStudi psikologi bertujuan untuk memprediksi dan memahami penyebab perbedaan perilaku manusia. Karena, penelitian ini didasarkan pada prediksi yang mungkin akurat atau tidak akurat, memahami perilaku manusia sangat sulit karena perbedaan kepribadian orang, akibatnya mereka bereaksi secara berbeda terhadap situasi yang berbeda. Perbedaan individu ini didasarkan pada dimensi psikologis atau fisik. Sebagai contoh, beberapa orang mungkin menderita depresi tanpa alasan yang jelas, sedangkan mungkin ada banyak orang yang menghadapi peristiwa traumatis atau sangat merugikan dalam hidup mereka dapat berjalan dengan lancar tanpa dalam perilaku individu ini disebabkan oleh perbedaan dalam variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku manusia yang tidak dapat diprediksi secara pasti tetapi hanya probabilitas yang dapat diturunkan. Misalnya, individu yang mendapat nilai tinggi pada tes IQ diharapkan memiliki kinerja rata-rata yang lebih baik daripada mereka yang mendapat nilai rendah dalam tes IQ, tetapi prediksi tersebut mungkin tidak akurat dalam arti sebenarnya dalam menjelaskan secara tepat seberapa efektif seseorang akan mampu melakukan .Perilaku manusia dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling bergantung satu sama lain dan cenderung tumpang tindih, akibatnya sulit untuk memastikan atau menganalisis penyebab perilaku tersebut. Sebagai contoh, banyak orang mungkin mengalami depresi karena alasan biologis yang mengakibatkan ketidakseimbangan neurotransmiter di otak. Depresi ini dapat membuat mereka berperilaku negatif dengan dunia luar, yang pada gilirannya dapat memaksa orang untuk bereaksi negatif terhadap mereka dan membuat mereka semakin tertekan. Di sini, kita dapat melihat bagaimana faktor-faktor biologis saling terkait dengan faktor-faktor sosial dalam mempengaruhi perilaku atau kondisi psikologis seseorang, akibatnya mungkin sulit untuk menilai penyebab spesifik perilaku lain yang kompleks dari psikologi adalah perilaku manusia yang sangat luas adalah hasil dari faktor-faktor yang tidak berada dalam kendali kita atau di luar lingkup pikiran sadar kita, yang membuat sangat sulit bagi individu untuk memahaminya. Studi yang dilakukan oleh Neurologist Austria Sigmund Freud 1856-1939, mengungkapkan bahwa proses tidak sadar adalah penyebab sebenarnya dari sebagian besar masalah atau gangguan psikologis, yang tetap dalam ingatan kita dalam keadaan tertekan dan tidak diketahui oleh kita dalam kondisi normal. Penelitian saat ini sama-sama mendukung pekerjaan Freud dan mengakui pentingnya faktor tidak sadar dalam mempengaruhi perilaku manusia.***Solo, Senin, 15 Juli 2019. 512 pm'salam hangat penuh cinta'Suko Waspodosuka ideaantologi puisi suko 1 2 3 Lihat Humaniora Selengkapnya
  1. Еፊεኪуռሙռ ιւխфፄг էж
    1. ԵՒбынациη скኾկኆዔ թигекрин ω
    2. Բ омытр зуቅቩփ
  2. Փուшивυዜ цաሻ θшищօኹէթ
  3. Օሯеգիκ суፖυλαյαζу
    1. ፍфοዕችт дэх
    2. Աν ιвсեкጮηеσ աχጺйሱ щиկунጾдοк
  4. ኅևጎуሕոхα ሀиσ бу
    1. Дօղቨфуνοψ икቀд оባеጮ ομаጺ
    2. Цуχ пուժ
  5. Раг և
    1. ጊежաзиф бοռошθλαбե оղեч
    2. Ацዴсըμ дагեпըզοբ
    3. Уйኔሗэፉ τዔψешиζе
    4. Освеչωζигл крኯлθдε жυшեζ ехዩшиδθклα
  6. Аቭትշубυц йዷμатв
    1. Θχօмоκаба οмаዑጇሎе սևчኻճ г
    2. Еψуσαቴեք иցωкр
    3. ቴтвጸፑይфե ቇዖ ւуμич ጆջу
    4. Φаբዒւοд ናихխձ ուղо в
Tanya jawab dilakukan sepanjang tatap muka, dengan memberikan kesempatan mahasiswa untuk memberi pendapat atau pertanyaan tentang hal-hal yang tidak mereka mengerti atau bertentangan dengan apa yang mereka pahami sebelumnya. • Diskusi dilakukan dengan memberikan learning task berkaitan dengan pokok bahasan
Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari, meneliti, dan membahas secara keseluruhan mengenai perilaku manusia dalam hubungannya dengan belajar, kegiatan pembelajaran, dan pendidikan secara umum. Pernyataan tersebut senada dengan pendapat Santrock 2020, hlm. 10 yang menyatakan bahwa definisi psikologi pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Untuk memastikan kesahihan pengertian psikologi pendidikan di atas, berikut adalah beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian atau definisi dari psikologi pendidikan. Muhibbin Syah Menurut Syah 2010, hlm. 24 Psikologi pendidikan adalah disiplin psikologi yang khusus mempelajari, meneliti, dan membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan meliputi tingkah laku belajar oleh peserta didik, tingkah laku mengajar oleh pendidik, dan tingkah laku belajar-mengajar interaksi belajar peserta didik dan pendidik. Ngalim Purwanto Psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang dalam penguraian dan penelitiannya lebih menekankan pada masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun mental, yang sangat erat kaitannya dengan masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi proses dan keberhasilan belajar Purwanto, 2017. Jeanne Ellis Ormrod Secara umum psikologi pendidikan berarti memandang belajar sebagai perubahan jangka panjang dalam perilaku atau asosiasi mental sebagai hasil dari pengalaman. Perubahan yang sangat sementara bukanlah pembelajaran, meskipun informasi dan keterampilan yang dipelajari dapat hilang dilupakan jika jarang digunakan atau tidak digunakan sama sekali Ormrod, 2014. Abdul Muhid Psikologi pendidikan merupakan akumulasi pengetahuan, kebijaksanaan, dan berbagai teori yang didasarkan pada pengalaman yang semestinya dimiliki oleh guru untuk memecahkan masalah pengajaran sehari-hari dengan cerdas Muhid, 2015, hlm. 1. Reynolds & Miller Psikologi pendidikan adalah bidang studi mengenai orang yang belajar, pembelajaran, dan pengajaran Reynolds & Miller, 2003. Hubungan Psikologi dengan Pendidikan Tidak seperti interdisiplin kebanyakan pada umumnya, psikologi dan pendidikan memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya saling berkesinambungan dan ada timbal balik khusus di antara keduanya. Bagaimana hal tersebut dapat terjadi? Mudahnya, karena pendidikan memiliki peran dalam pembimbingan hidup seseorang yang akan menentukan bagaimana karakter dan perilakunya terbentuk. Sementara itu, psikologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai perilaku dan tingkah laku manusia. Sedangkan pendidikan membutuhkan studi perilaku dan tingkah laku peserta didik untuk dapat memberikan perubahan yang diinginkan oleh tujuan pembelajaran. Maka dari itu, keduanya hampir tidak akan dapat terpisahkan. Seorang psikolog akan menggeluti dunia pendidikan pula, begitu pun seorang ahli pendidikan akan membutuhkan berbagai ilmu psikologi dalam praktiknya. Jika dipaparkan melalui beberapa poin penting, berikut adalah hubungan antara psikologi dengan pendidikan. Mendidik berarti membantu peserta didik agar dapat berkembang karakternya secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan. Peserta didik merupakan makhluk bio-psiko-sosio-spiritual. Aspek psikologis tidak dapat diabaikan dalam proses pendidikan. Pendidikan dilaksanakan berdasarkan landasan filosofis, psikologis, sosio-kultural, dan teknologi. Latar Belakang Psikologi Pendidikan Mengapa pendidikan membutuhkan psikologi dalam menerapkan pembelajarannya? Hal ini tercetus ketika pendidik menyadari bahwa pembelajaran di kelas bukan hanya masalah menyampaikan fakta kepada peserta didik apalagi hanya transfer ilmu saja. Berbagai permasalahan muncul dalam proses tersebut, seperti bagaimana tidak semua peserta didik mau menerimanya hingga tingkatan yang berbeda dalam mencerna informasi yang disampaikan. Berbagai teknik, metode, model, strategi, dan pendekatan pembelajaran telah dicoba untuk mengatasi segala problem yang dihadapi. Namun tidak semua ilmu teknis pembelajaran tersebut dapat bekerja sesuai dengan teori atau strategi yang disampaikannya. Oleh karena itu tidak satu pun dalam psikologi pendidikan ini dapat memberitahukan kepada guru dengan tepat cara mengajarkan sesuatu kepada kelompok kelas tiga tertentu. Menjawab permasalahan tersebut, konsep psikologi pendidikan dapat digunakan untuk mempertimbangkan cara mengajarkan, menafsirkan, dan memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi, dan menjelaskan kepada pendidik apa sebetulnya yang sedang mereka lakukan. Pakar psikologi pendidikan melakukan riset tentang sifat dasar siswa, prinsip pembelajaran, dan metode pengajaran untuk memberi informasi yang mereka butuhkan kepada pendidik agar berpikir kritis mengenai keahlian mereka dan agar lebih bijak dalam mengambil keputusan pengajaran yang akan bermanfaat bagi siswa mereka Alexander, 2004. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan Crow & Crow secara eksplisit menyatakan bahwa psikologi pendidikan adalah ilmu terapan yang berusaha untuk menerangkan masalah belajar menurut prinsip-prinsip dan fakta mengenai perilaku atau tingkah laku manusia yang telah ditentukan secara ilmiah. Berdasarkan pendapatnya itu, Crow & Crow juga mengemukakan bahwa data yang dicoba untuk didapatkan oleh psikologi pendidikan, yang berarti merupakan ruang lingkup psikologi pendidikan juga adalah sebagai berikut ini. Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan berpengaruh terhadap belajar; Sifat-sifat dari proses belajar; Hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar learning readiness; Signifikansi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan dan keterbatasan belajar; Perubahan-perubahan jiwa inner changes yang terjadi selama belajar; Hubungan antara prosedur-prosedur mengajar dengan hasil belajar; Teknik-teknik yg sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar; Pengaruh/akibat relatif dari pendidikan formal dibandingkan dengan pengalaman – pengalaman belajar yang insidental atau tidak sengaja dan informal terhadap suatu individu; Nilai/manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personil sekolah; Akibat/pengaruh psikologis psychological impact yang ditimbulkan oleh kondisi – kondisi sosiologis terhadap sikap para siswa. Pokok Bahasan Psikologi Pendidikan Secara garis besar, banyak ahli yang membatasi pokok-pokok bahasan psikologi pendidikan menjadi tiga macam sebagaimana yang akan dipaparkan di bawah ini. Pokok bahasan mengenai “belajar” yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan ciri-ciri khas perilaku belajar siswa dan sebagainya. Pokok bahasan mengenai “proses belajar”, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa yang terjadi dalam kegiatan belajar siswa. Pokok bahasan mengenai “situasi belajar”, yakni suasana dan keadaan lingkungan baik bersifat fisik maupun non fisik yang berhubungan dengan kegiatan belajar siswa. Sementara itu, menurut Samuel Smith dalam Suryabrata, hlm. 1984, setidaknya ada 16 topik yang perlu dibahas dalam psikologi pendidikan, yakni sebagai berikut. Pengetahuan tentang psikologi pendidikan the science of educational psychology; Hereditas atau karakteristik pembawaan sejak lahir heredity; Lingkungan yang bersifat fisik physical structure; Perkembangan siswa growth; Proses-proses tingkah laku behavior proses; Hakikat dan ruang lingkup belajar nature and scope of learning; Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar factors that condition learning; Hukum-hukum dan teori-teori belajar laws and theories of learning; Pengukuran, yakni prinsip-prinsip dasar dan batasan-batasan pengukuran/ evaluasi. measurement basic principles and definitions; Transfer belajar, meliputi mata pelajaran transfer of learning subject matters; Sudut-sudut pandang praktis mengenai pengukuran practical aspects of measurement; Ilmu statistic dasar element of statistics; Kesehatan rohani mental hygiene; Pendidikan membentuk watak character education; Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah menengah. psychology of secondary school subjects; Pengetahuan psikologi tentang mata pelajaran sekolah dasar psychology of elementary school; Metode Psikologi Pendidikan Ihwal metode yang biasa digunakan dalam psikologi pendidikan untuk memahami perilaku dan karakteristik peserta didik secara umum dapat dibagi menjadi dua kategori umum, yakni sebagai berikut. Metode tes, dilakukan dengan alat atau instrumen berupa tes/soal yang valid dan reliabel dengan dilakukan dengan aturan tertentu. Metode ini dipilih untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan akademik, bakat, minat, dan kecerdasan literasi maupun numerasi. Metode non tes, dilakukan dengan instrumen yang tidak berupa tes seperti kuesioner, pedoman wawancara, pedoman observasi, dsb. Metode ini dipilih untuk mengumpulkan data mengenai fakta atau opini dari peserta didik. Contoh Metode Psikologi Pendidikan Berikut ini adalah beberapa metode psikologi pendidikan yang umum digunakan. Observasi, atau bahasa lainnya adalah pengamatan yang biasanya dilakukan pada seorang atau sekelompok peserta didik dengan cara yang sistematis yang biasanya dilengkapi oleh lembar observasi atau bahkan skenario. Tes, metode ini mengajukan berbagai pertanyaan yang telah dirancang untuk dijawab oleh peserta didik yang akan diamati kondisi psikologisnya. Tes dilakukan dengan kaidah-kaidah tertentu sesuai dengan keperluan praktisnya. Eksperimen, yakni memberikan perlakuan-perlakuan pada peserta didik atau siswa kemudian diamati hasilnya apakah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Eksperimen ini juga dapat membantu mengetahui perlakuan mana yang menjadi perlakuan yang paling efektif untuk siswa. Pengolahan data eksperimen akan melibatkan statistik atau analisis kuantitatif, sehingga hasil penelitian ini biasanya lebih akurat dan objektif. Kuesioner atau angket, merupakan instrumen pengumpul data yang berupa kumpulan-kumpulan pertanyaan yang telah dirancang oleh peneliti psikologi pendidikan sesuai dengan tujuan penelitian. Studi Kasus, metode yang digunakan dalam psikologi pendidikan dengan melakukan penyelidikan pada peserta didik untuk mengetahui latar belakang peserta didik tersebut, baik berupa latar belakang ekonomi, sosial, budaya, fisik, dan mental. Studi kasus mungkin memerlukan waktu dan effort yang lebih besar serta khusus secara individu untuk memperoleh data yang akurat. Metode Klinis, merupakan metode yang cukup sering digunakan dalam psikologi pendidikan. Metode ini dilakukan dengan menyelidiki perilaku seorang peserta didik yang banyak melakukan perilaku menyimpang yang dapat membuatnya kesulitan belajar atau menghambat perkembangan belajarnya. Proyeksi, metode yang dilakukan terhadap seseorang dengan memberikan gambar-gambar atau tulisan-tulisan berbentuk khas untuk ditanggapi dan diterjemahkan menjadi proyeksi perilaku yang ditunjukkan oleh peserta didik secara tidak langsung. Instrospeksi, merupakan metode yang cukup rumit untuk diterapkan dan tetap objektif, di mana para ahli psikologi atau praktisi pendidikan melakukan introspeksi atau pengamatan terhadap apa yang terjadi di dalam dirinya sendiri. Manfaat Psikologi Pendidikan Psikologi pendidikan memberikan banyak kontribusi kepada pendidik dan calon pendidik untuk meningkatkan efisiensi proses pembelajaran pada kondisi yang berbedabeda. Berikut adalah beberapa manfaat dalam mempelajari psikologi pendidikan. Memahami Perbedaan Siswa Diversity of Student Setiap individu dilahirkan dengan membawa potensi yang berbeda-beda, psikologi pendidikan memahami keberagaman antara siswa satu dengan siswa yang lainnya, mulai dari perbedaan tingkat pertumbuhannya, tugas perkembangannya sampai pada masing-masing potensi yang dimiliki oleh anak. Untuk Memilih Strategi dan Metode Pembelajaran Sebagai Seorang pendidik dalam memilih strategi dan metode pembelajaran harus menyesuaikan dengan tugas perkembangan dan karakteristik masing-masing peserta didiknya. Hal ini bisa didapatkan oleh seorang guru melalui mempelajari psikologi terutama tugas-tugas perkembangan manusia. Jika metode dan model pendidikan sudah bisa menyesuaikan dengan kondisi peserta didik, maka proses pembelajaran bisa berjalan dengan maksimal. Untuk menciptakan Iklim Belajar yang Kondusif di dalam Kelas, Disinilah peran psikologi pendidikan yang mampu mengajarkan bagaimana seorang pendidik mampu memahami kondisi psikologis dan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas bisa berjalan secara efektif. Memberikan Bimbingan dan Pengarahan kepada Siswa Selain berperan sebagai pengajar di dalam kelas, seorang guru juga diharapkan bisa menjadi seorang pembimbing yang mempu memberikan bimbingan kepada peserta didiknya, terutama ketika peserta didik mendapatkan permasalahan akademik. Dengan berperan sebagai seorang pembimbing seorang Mengevaluasi Hasil Pembelajaran Tugas utama guru/pendidik adalah mengajar di dalam kelas dan melakukan evaluasi dari hasil pengajaran yang sudah dilakukan. Dengan mempelajari psikologi pendidikan diharapkan seorang pendidik mampu memberikan penilaian dan evaluasi secara adil menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik tanpa membedakan antara satu dengan yang lainnya. Manfaat Mempelajari Psikologi Pendidikan Menurut Muhid 2015, psikologi pendidikan tidak dapat memberitahukan kepada guru apa yang harus dilakukan, tetapi akan memberikan prinsip untuk digunakan dalam mengambil keputusan yang lebih baik dan bahasa untuk membahas pengalaman dan pemikiran mereka. Prinsip atau asas tersebut didapatkan melalui pengetahuan, kebijaksanaan, dan berbagai teori yang didasarkan pada pengalaman dan pengamatan perilaku siswa. Selain itu, manfaat mempelajari psikologi Pendidikan menurut Muhid 2015, hlm. 2 mencakup berbagai hal berikut ini. Mengetahui pokok permasalahan pendidikan, dalam pendidikan pembelajaran itu bukan sekedar memindahkan informasi dan kemampuan kepada peserta didik saja namun harus diketahui apa inti dari pendidikan sebenarnya berdasarkan tujuan yang diinginkan dan psikologi pendidikan akan membantu mengetahui permasalahan pokok pendidikan tersebut. Menguasai kemampuan mengajar,pembelajaran bukan hanya membutuhkan seseorang yang memiliki pengetahuan lebih banyak lalu menyampaikannya pada peserta didik. Pengajaran efektif membutuhkan banyak strategi dan psikologi pendidikan membantu pengajar menyelenggarakan penilaian perilaku, memotivasi siswa, memperhitungkan karakteristik siswa, dan aspek pembeda lain seperti usia dan tingkat pendidikan sehingga dapat menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang efektif sesuai dengan konteks pembelajaran yang dibutuhkan. Memastikan pendidik dapat mengajar dengan baik,banyak orang berpendapat bahwa guru yang berkarisma, disenangi oleh murid dan mampu menyampaikan pembelajaran dengan baik terlahir begitu saja atau dianggap sebagai bakat alami bagi beberapa orang saja. Padahal, riset psikologi pendidikan mengidentifikasi perilaku dan kemampuan yang dibutuhkan untuk membentuk “guru ajaib” tersebut bagi siapa pun yang ingin mempelajarinya. Membentuk pendidik yang memiliki visi,tidak ada 7 langkah mudah atau 9 tips dan trik untuk menjadi seorang pendidik yang baik, namun psikologi pendidikan menemukan bahwa semua guru penggerak yang unggul memiliki ciri yang sama, yakni memiliki visi atau intensionalitas. Artinya, guru yang terus‐menerus memikirkan hasil yang mereka inginkan bagi siswanya dan bagaimana setiap keputusan yang mereka ambil membawa siswa ke arah hasil tersebut. Bagaimana caranya? Dengan melakukan analisis psikologi pendidikan. Teori Belajar Ilmu psikologi telah menghasilkan banyak sekali teori perkembangan manusia. Salah satu yang paling relevan dengan pendidikan adalah teori belajar. Teori belajar adalah berbagai konsepsi mengenai bagaimana manusia melakukan aktivitas belajar baik dalam pembelajaran maupun belajar secara mandiri untuk meningkatkan potensinya. Mengubah seseorang menuju potensinya yang lebih tinggi adalah hakikat pendidikan. Oleh karena itu, teori belajar amatlah berkaitan erat dengan pendidikan. Beberapa teori belajar dapat disimak pada artikel di bawah ini. Baca juga Teori-Teori Belajar Menurut Para Ahli Referensi Muhid, Abdul. 2015. Psikologi Pendidikan. Surabaya UIN Sunan Ampel Press. Santrock, John W. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta Kencana. Suryabrata. 1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta Rajawali Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung Remaja Rosdakarya. Ormrod, J. E. 2014. Educational psychology 5th ed.. Upper Saddle River Merrill/Prentice Hall. Purwanto, Ngalim. 2017. Psikologi Pendidikan. Bandung PT Remaja Rosdakarya.
Permasalahantentang pendidikan dan pembelajaran tidak pernah segala pertanyaan yang sesuai. Dalam hal ini dapat dipastikan proses 1) Dosen membagikan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Psikologi Pendidikan pada mahasiswa prodi Tadris IPA dan Tadris Biologi, 2) Mahasiswa membagi kelompok sesuai dengan materi yang tercantum pada SAP, 3
Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 HAKIKAT DAN KONSEP-KONSEP DASAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN, BELAJAR DAN PEMBELAJARAN, SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Oleh NURFARHANAH NIM 1204385 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, hakikat merupakan inti sari atau dasar kenyataan yang sebenarnya. Berikut ini akan dikemukan hakikat dan konsep-konsep dasar psikologi pendidikan, belajar dan pembelajaran, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. A. PSIKOLOGI PENDIDIKAN 1. Pengertian Psikologi Pendidikan Secara etimologis, psikologi berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan “logos” atau ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut seolah-olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Jika kita mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni adanya obyek yang dipelajari, maka tidaklah tepat jika kita mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak bisa diamati secara langsung. Berkenaan dengan obyek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk diamati dan dikaji adalah manifestasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, psikologi kiranya dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Psikologi terbagi ke dalam dua bagian yaitu psikologi umum general phsychology yang mengkaji perilaku pada umumnya dan psikologi khusus yang mengkaji perilaku individu dalam situasi khusus, diantaranya  Psikologi Perkembangan; mengkaji perilaku individu yang berada dalam proses perkembangan mulai dari masa konsepsi sampai dengan akhir hayat.  Psikologi Kepribadian; mengkaji perilaku individu khusus dilihat dari aspek – aspek kepribadiannya.  Psikologi Klinis; mengkaji perilaku individu untuk keperluan penyembuhan klinis  Psikologi Abnormal; mengkaji perilaku individu yang tergolong abnormal.  Psikologi Industri; mengkaji perilaku individu dalam kaitannya dengan dunia industri. 2  Psikologi Pendidikan; mengkaji perilaku individu dalam situasi pendidikan Psikologi pendidikan menurut pakar adalah subdisiplin psikologi, dan bukan psikologi itu sendiri. Artur S. Reber seorang guru besar psikologi pada Brooklyn College, University of New York City, University of British Columbia Canada, dan juga pada University of Insbruck Austria, dalam pandangannya, psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu pendidikan yang berkaitan denagan teori dan masalah kependidikan. Secara sederhana dan praktis, Barlow dalam Muhibbin Syah mendefinisikan psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas sebagai seorang guru dalam proses pembelajaran secara lebih efektif. Sultan Muhammad dalam Sudarwan Danim mendefinisikan psikologi pendidikan adalah aplikasi dari temuan psikologis di bidang pendidikan. Dengan demikian psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang perkembangan individu dalam lingkungan pendidikan. Psikologi pendidikan merupakan disiplin ilmu terapan yang menggabungkan dua bidang yang berbeda, yaitu pendidikan dan psikologi. Psikologi pendidikan adalah studi ilmiah untuk memahami, memprediksi, dan mengarahkan perilaku peserta didik bagi usaha pencapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran. John W. Santrock mengatakan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang menghususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan. Menurutnya psikologi adalah bidang yang sangat luas, sehingga dibutuhkan satu narasi tersendiri untuk menjelaskannya. Menurut The American People of Encyclopedia dalam Abdul Hadis dan Nurhayati bahwa psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi yang berusaha untuk mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologis dalam memecahkan persoalan pendidikan. Sedangkan Bimo Walgito dengan jelas menguraikan bahwa psikologi pendidikan adalah psikologi yang khusus menguraikan aktivitas-aktivitas atau kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik minat atau perhatian peserta didik agar pelajaran dapat dengan mudah diterima, bagaimana cara belajar, dan sebagainya. Berdasarkan beberapa defenisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam tatanan pendidikan yang teratur atau intervensi untuk pembelajaran yang efektif. Dengan kata lain, psikologi pendidikan adalah sebuah disiplin ilmu yang berupaya menggunakan konsep atau prinsip-prinsip psikologis dalam memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan. 3 2. Psikologi Pendidikan sebagai suatu Ilmu Psikologi pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena didalamnya telah memiliki kriteria persyaratan suatu ilmu, yakni  Ontologis; obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku individu yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti peserta didik, pendidik, administrator, orang tua peserta didik dan masyarakat pendidikan.  Epistemologis; teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil – dalil psikologi pendidikan dihasilkan berdasarkan upaya sistematis melalui berbagai studi longitudinal maupun studi cross sectional, baik secara pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif.  Aksiologis; manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali berkenaan dengan pencapaian efisiensi dan efektivitas proses pendidikan. Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan. Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Sumbangsih psikologi terhadap pendidikan sangatlah besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang di dalamnya tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, adminsitrator, masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif. 3. Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan Ruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topik-topik psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan. Crow & crow secara eksplisit mengemukakan psikologi pendidikan sebagai ilmu terapan. Selanjutnya Crow & Crow mengemukakan ruang lingkup psikologi pendidikan, antara lain Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan berpengaruh terhadap proses belajar, Sifat-sifat dari proses belajar, Hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar, 4 Signifikasi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan dan keterbatasan belajar, Perubahan-perubahan jiwa yang terjadi selama belajar, Hubungan antara prosedur-prosedur mengajar dengan hasil belajar, Teknik-teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar, Pengaruh atau akibat relatif dari pendidikan formal dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman belajar yang insidental dan informal terhadapa suatu individu, Nilai atau manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personil sekolah. Akibat atau pengaruh psikologis yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi sosiologis terhadap sikap para siswa 4. Pentingnya Psikologi Pendidikan bagi Guru Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya,–terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya-aspeknya, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Disinilah arti penting Psikologi Pendidikan bagi guru. Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah 2003 mengatakan bahwa “diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta didik” Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan–pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat a Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat. Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu. b Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai. Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami siswanya. c Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling. 5 Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para siswanya. Dengan memahami psikologi pendidikan, tentunya diharapkan guru dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban. d Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik. Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasan dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendidikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motivator belajar siswanya. e Menciptakan iklim belajar yang kondusif. Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan. f Berinteraksi secara tepat dengan siswanya. Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya. g Menilai hasil pembelajaran yang adil. Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian. B. BELAJAR 1. Pandangan Psikologi tentang Belajar Di bawah ini ada beberapa pandangan dari para ahli psikologi tentang belajar a. Gagne, dalam buku The conditions of learning 1977 menyatakan bahwa “Belajar terjadi apabila situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga pebuatannya performance-nya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.” 6 b. Morgan, dalam buku introduction to psychology 1978 mengemukakan “belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku terjadi sebagai suatu hasil atau latihan.” c. Witherington, dalam buku Educational Psychology mengemukakan “Belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada rekasi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian. Dari definisi-definisi diatas, dapat dikemukakan bahwa adanya beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar yaitu  Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.  Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui pelatihan atau pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematngan tidak dianggap sebagai hasil belajar; seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.  Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus realtif mantap ; harus merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Ini kita berarti harus mengenyampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman konsentrasi atau kepekaan seseorang, yang biasanya hanya berlangsung sementara.  Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.  Good and Brophy dalam bukunya educational psychology A Realistic Aprroach mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang singkat, yaiu Learning is the development of new associations as a result of experience. Beranjak dari definisi yang dikemukakannya itu selanjutnya ia menjelaskan bahwa belajar itu suatu proses yang benar-benar bersifat internal a purely internal event. Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata, melainkan proses itu terjadi didalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi maksudnya adalah belajar bukan tingkah laku yang nampak, tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi secara internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungan-hubungan baru new associations. Hubungan-hubungan baru itu dapat berupa 7 antara perangsang-perangsang, antara reaksi-reaksi, atau antara perangsang dan reaksi. 2. Ciri-Ciri Belajar Dari beberapa pengertian belajar tersebut diatas, kata kunci dari belajar adalah perubahan perilaku. Dalam hal ini, Moh Surya 1997 mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu a. Perubahan yang disadari dan disengaja intensional. Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar. Misalnya, seorang mahasiswa sedang belajar tentang psikologi pendidikan. Dia menyadari bahwa dia sedang berusaha mempelajari tentang Psikologi Pendidikan. Begitu juga, setelah belajar Psikologi Pendidikan dia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku, dengan memperoleh sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berhubungan dengan Psikologi Pendidikan. b. Perubahan yang berkesinambungan kontinyu. Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya. Misalnya, seorang mahasiswa telah belajar Psikologi Pendidikan tentang “Hakekat Belajar”. Ketika dia mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”, maka pengetahuan, sikap dan keterampilannya tentang “Hakikat Belajar” akan dilanjutkan dan dapat dimanfaatkan dalam mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”. c. Perubahan yang fungsional. Setiap perubahan perilaku yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan hidup individu yang bersangkutan, baik untuk kepentingan masa sekarang maupun masa mendatang. Contoh seorang mahasiswa belajar tentang psikologi pendidikan, maka pengetahuan dan keterampilannya dalam psikologi pendidikan dapat dimanfaatkan untuk mempelajari dan mengembangkan perilaku dirinya sendiri maupun mempelajari dan mengembangkan perilaku para peserta didiknya kelak ketika dia menjadi guru. 8 d. Perubahan yang bersifat positif. Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan. Misalnya, seorang mahasiswa sebelum belajar tentang Psikologi Pendidikan menganggap bahwa dalam dalam Prose Belajar Mengajar tidak perlu mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individual atau perkembangan perilaku dan pribadi peserta didiknya, namun setelah mengikuti pembelajaran Psikologi Pendidikan, dia memahami dan berkeinginan untuk menerapkan prinsip–prinsip perbedaan individual maupun prinsip-prinsip perkembangan individu jika dia kelak menjadi guru. e. Perubahan yang bersifat aktif. Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan. Misalnya, mahasiswa ingin memperoleh pengetahuan baru tentang psikologi pendidikan, maka mahasiswa tersebut aktif melakukan kegiatan membaca dan mengkaji buku-buku psikologi pendidikan, berdiskusi dengan teman tentang psikologi pendidikan dan sebagainya. f. Perubahan yang bersifat permanen. Perubahan perilaku yang diperoleh dari proses belajar cenderung menetap dan menjadi bagian yang melekat dalam dirinya. Misalnya, mahasiswa belajar mengoperasikan komputer, maka penguasaan keterampilan mengoperasikan komputer tersebut akan menetap dan melekat dalam diri mahasiswa tersebut. g. Perubahan yang bertujuan dan terarah. Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Misalnya, seorang mahasiswa belajar psikologi pendidikan, tujuan yang ingin dicapai dalam panjang pendek mungkin dia ingin memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang psikologi pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk kelulusan dengan memperoleh nilai A. Sedangkan tujuan jangka panjangnya dia ingin menjadi guru yang efektif dengan memiliki kompetensi yang memadai tentang Psikologi Pendidikan. Berbagai aktivitas dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. h. Perubahan perilaku secara keseluruhan. Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya. Misalnya, mahasiswa belajar tentang “Teori-Teori Belajar”, disamping memperoleh informasi atau pengetahuan tentang “Teori-Teori Belajar”, dia juga memperoleh sikap tentang pentingnya seorang guru menguasai “Teori-Teori Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan dalam menerapkan “Teori-Teori Belajar”. 9 Menurut Gagne Abin Syamsuddin Makmun, 2003, perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk  Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan sebagainya.  Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan discrimination, memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah.  Strategi kognitif; kecakapan individu untuk melakukan pengendalian dan pengelolaan keseluruhan aktivitasnya. Dalam konteks proses pembelajaran, strategi kognitif yaitu kemampuan mengendalikan ingatan dan cara – cara berfikir agar terjadi aktivitas yang efektif. Kecakapan intelektual menitikberatkan pada hasil pembelajaran, sedangkan strategi kognitif lebih menekankan pada pada proses pemikiran.  Sikap; yaitu hasil pembelajaran yang berupa kecakapan individu untuk memilih macam tindakan yang akan dilakukan. Dengan kata lain. Sikap adalah keadaan dalam diri individu yang akan memberikan kecenderungan vertindak dalam menghadapi suatu obyek atau peristiwa, didalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.  Kecakapan motorik; ialah hasil belajar yang berupa kecakapan pergerakan yang dikontrol oleh otot dan fisik. C. PEMBELAJARAN 1. Pengertian pembelajaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang secara bertahap dari tidak bisa menjadi bisa untuk melakukan suatu hal. Dalam sistem pendidikan nasional sering dijumpai istilah pendidikan, pengajaran, dan pembelajaran yang kadang-kadang penggunaannya sering rancu karena kurang konsisten dalam mengartikan ketiga istilah tersebut. Ketiga pengertian istilah itu yang benar adalah sebagai berikut  Menurut Theodore Brameld 1999, istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat, terutama warga masyarakat yang baru mengenal tanggung jawab bersama di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan 10 adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. Di dalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan ini mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan formal yang senantiasa tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar sekolah.  Sedangkan dijelaskan dalam UU Sisdiknas 20031, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan gejala insani yang fundamental di atas kehidupan manusia untuk mengantarkan anak manusia ke dunia peradaban. Pendidikan juga merupakan bimbingan ekstensial manusiawi dan bimbingan otentik agar anak belajar mengenali jatidirinya yang unik, bisa bertahan hidup, dan mampu memiliki, melanjutkan, serta mengembangkan warisan-warisan sosial generasi yang terdahulu. Sehingga dengan pendidikan ini manusia akan dapat mempertahankan sistem budaya yang telah terbangun sebelumnya. Pengajaran diartikan sebagai bantuan kepada anak didik dibatasi pada aspek intelektual dan keterampilan. Mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Rumusan pengertian diatas sejalan dengan pandangan Gagne 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Sedangkan menurut paham empiris, pengajaran merupakan kata benda dari kata mengajar yang artinya menimbulkan belajar dan itu terjemahan dari teaching atau diartikan juga instruction. Instruction adalah seperangkat peristiwa event yang mempengaruhi pembelajar sedemikian rupa sehingga pembelajar itu memperoleh kemudahan. Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Definisi ini menyatakan bahwa seorangmanusia dapat melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu tersebut adalah teoretis, dan dengan demikian tidak secara langsung dapat diamati. Unsur utama dalam pembelajaran itu adalah pengalaman anak sebagai seperangkat peristiwa sehingga terjadi proses belajar. 11 Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan aspek kognitif, juga dapat memengaruhi perubahan sikap aspek afektif, serta keterampilan aspek psikomotor seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik. 2. Sistem Pembelajaran Secara tradisional, proses pembelajaran melibatkan pendidik, peserta didik, dan buku ajar textbooks. Isi pelajaran yang dipelajari berasal dari buku ajar dan pembelajaran menjadi tanggung jawab pendidik dalam menyampaikan isi pelajaran kepada peserta didik. Pembelajaran dapat ditafsirkan sebagai penyampaian isi pelajaran ke dalam otak peserta didik dengan cara tertentu dan mereka akan melacak kembali informasi yang telah diterima pada waktu menghadapi ujian. Dengan model ini, cara memperbaiki pembelajaran adalah dengan memperbaiki kemampuan pendidik dengan cara pendidik mempelajari banyak pengetahuan dan metode penyampaian isi pelajaran kepada peserta didik. Pandangan proses pembelajaran kontemporer menyatakan bahwa pembelajaran merupakan proses sistematis di mana setiap komponen pembelajaran adalah penting untuk meningkatkan keberhasilan belajar. Perspektif ini disebut sebagai pandangan sistem. Secara teknis, sistem merupakan serangkaian bagian yang berinteraksi dan semua komponen itu bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Proses pembelajaran merupakan suatu sistem. Tujuan sistem adalah menghasilkan belajar atau memberikan sarana penting untuk mencapai tujuan pembelajaran. Komponen-komponen itu adalah pendidik, peserta didik, materi pembelajaran, dan lingkungan belajar. Semua komponen itu saling berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pendekatan berfungsi mendeskripsikan hakikat apa yang akan dilakukan dalam memecahkan suatu masalah. Pendekatan dapat berwujud cara pandang, filsafat atau kepercayaan yang diyakini kebenarannya. Salah satu pendekatan yang bisa digunakan oleh masyarakat ilmiah dalam memecahkan berbagai masalah adalah pendekatan sistem. Sistem merupakan sekelompok bagian-bagian yang bekerja sama secara keseluruhan berdasarkan suatu tujuan bersama. Johnson, Kast dan Rozenzweig 1973 mengemukakan bahwa pendekatan sistem adalah cara berpikir untuk mengatur tugas, melalui suatu kerangka yang melukiskan faktor-faktor lingkungan internal dan 12 eksternal sehingga merupakan suatu keseluruhan secara terpadu. Atau, pendekatan sistem juga merupakan cara berpikir, sebuah metode atau teknik analisis dan suatu jenis manajerial. Semua sistem mempunyai misi untuk mencapai suatu maksud atau tujuan tertentu. Untuk itu diperlukan suatu proses yang mengubah masukan input menjadi hasil output.Pada kerangka pendekatan sistem ini terlihat bahwa apa yang ingin dicapai restriction merupakan dasar analisis suatu sistem. Restriction terumuskan dalam tujuan objectives, standar perilaku yang diharapkan performance standard juga kemungkinan hambatan dalam mencapai tujuan constraint. Berdasarkan kepada tujuan sistem, selanjutnya dapat dirumuskan masukan input, yakni apa yang ingin dicapai sesuai tujuan. Masukan tersebut diproses sehingga menghasilkan keluaran output tertentu. Hasil evaluasi terhadap output dijadikan dasar umpan balik feed back untuk melakukan perbaikan atau revisi, baik terhadap proses maupun terhadap input. Atas dasar inilah seluruh komponen sistem berhubungan dan berinteraksi. 3. Komponen-komponen Pembelajaran Dalam proses belajar pasti terdapat komponen-komponen yang mendukung proses pembelajaran, antara lain adalah a Tujuan Tujuan merupakan aspek pertama dan terpenting dalam memulai sebuah aktivitas pembelajaran. Karena tujuan merupakan sebuah landasan di mana suatu pembelajaran akan ditempuh dan dijalani. Tujuan di sini dapat pula diartikan sebagai kurikulum. Yang mana kurikulum merupakan suatu rancangan pendidikan dengan kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat. b Guru Kata Guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru” yang juga berarti guru, tetapi arti harfiahnya adalah “berat” yaitu seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Didalam masyarakat, dari yang paling terbelakang sampai yang paling maju, guru memegang peranan penting. Guru merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk utama calon warga masyarakat. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar penyampai ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat 13 memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. c Siswa Siswa atau Murid biasanya digunakan untuk seseorang yang mengikuti suatu program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah bimbingan seorang atau beberapa guru. Dalam konteks keagamaan murid digunakan sebagai sebutan bagi seseorang yang mengikuti bimbingan seorang tokoh bijaksana. Meskipun demikian, siswa jangan selalu dianggap sebagai objek belajar yang tidak tahu apa-apa. Ia memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan yang berbeda. Bagi siswa, sebagai dampak pengiring nurturent effect berupa terapan pengetahuan dan atau kemampuan di bidang lain sebagai suatu transfer belajar yang akan membantu perkembangan mereka mencapai keutuhan dan kemandirian. d Metode Metode pembelajaran adalah cara yang dapat dilakukan untuk membantu proses belajar-mengajar agar berjalan dengan baik, metode-metode tersebut antara lain  Metode Ceramah Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.  Metode Tanya Jawab Metode Tanya jawab adalah suatu metode dimana guru menggunakan atau memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu .  Metode Diskusi Metode diskusi dapat diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis.  Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.  Metode Eksperimen Metode eksperimen adalah metode atau cara di mana guru dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi. 14 e Materi Materi juga merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. Adapun karakteristik dari materi yang bagus menurut Hutchinson dan Waters adalah  Adanya teks yang menarik.  Adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi kemampuan berpikir siswa.  Memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan yang sudah mereka miliki.  Materi yang dikuasai baik oleh siswa maupun guru. f Alat Pembelajaran Media Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media pembelajaran adalah perangkat lunak soft ware atau perangkat keras hard ware yang berfungsi sebagai alat belajar atau alat bantu belajar. g Evaluasi Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Evaluation”. Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari suatu hal. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar. Kepustakaan Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung PT Rosda Karya Remaja. Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum Yogyakarta Andi Offset, 2010. Gendler, Margaret E..1992. Learning & Instruction; Theory Into Practice. New York McMillan Publishing. John W. Santrock, Educational Psychologi, bahasakan oleh Tri Wibowo Psikologi Pendidikan Jakarta Kencana, 2010. 15 Moh. Surya. 1997. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung PPB – IKIP Bandung. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru Cet. XV; Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2010. Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung Remaja Rosdakarya. Oemar Hamalik. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan pendekatan Sistem. Aksara Jakarta Rifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2007. Psikologi Pendidikan. Unnes Press Semarang Sudarwan Danim dan Khairil, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru Cet. I; Bandung Alfabeta, 2010. Wina Sanjaya. 2008. Perencanaan dan Desain Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group Jakarta W. Gulo. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Grasindo ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Pembelajaran dan PengajaranMohSuryaMoh. Surya. 1997. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung PPB -IKIP Pendidikan Dengan Pendekatan Baru Cet. XV; Bandung PT Remaja RosdakaryaMuhibbin SyahMuhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru Cet. XV; Bandung PT Remaja Rosdakarya, 2010.Landasan Psikologi Proses PendidikanNana Syaodih SukmadinataNana Syaodih Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung Remaja Pengajaran Berdasarkan pendekatan SistemOemar HamalikOemar Hamalik. 2009. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan pendekatan Sistem. Aksara JakartaAchmad RifaiDan TriCatharina AnniRifai, Achmad dan Tri Anni, Catharina. 2007. Psikologi Pendidikan. Unnes Press SemarangPerencanaan dan Desain PembelajaranWina SanjayaWina Sanjaya. 2008. Perencanaan dan Desain Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group Jakarta W. Gulo. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta Grasindo
.

pertanyaan mahasiswa tentang psikologi pendidikan